Senin, 21 Februari 2011

5 KUNCI MEMBANGUN PERNIKAHAN DAN KEPERCAYAAN

Tak ada yang lebih menyakitkan dalam pernikahan kecuali perceraian. Perceraian akan membawa kesengsaraan bagi pasangan suami-isteri juga penderitaan bagi anak-anaknya. Ketika biduk perkawinan membentur batu karang, usahakan oleh kedua pihak untuk tidak tenggelam. Hindari perceraian dengan cara memperbaiki hubungan dan menambal-sulam kekurangan dan kelemahan masing-masing. Tak ada gading yang tak retak. Pasangan suami-isteri harus menerima apa adanya setiap kekurangan dan kelemahan pasangannya. Asalkan kekurangan dan kelemahan tersebut bukan dalam bentuk pengkhianatan. Pengkhianatan adalah suatu perbuatan yang membunuh karakter orang lain, serentak pula membunuh dirinya sendiri karena pengkhianatan yang dilakukannya memberi kemungkinan bagi dirinya untuk tidak menerima cinta dari orang lain.
Oleh karena itu, lebih baik untuk menghindari perceraian selagi perkawinan masih bisa diperbaiki. Satu sama lain harus introsfeksi dan meng-evaluasi diri dengan meletakkan egonya masing-masing. Selanjutnya, cetuskan dalam hati untuk kembali pada titik nol dengan membangun kepercayaan pasangannya. Peringatkan dalam diri masing-masing bahwa di belakang mereka terdapat anak-anak yang membutuhkan pengayoman dan kasih sayang orang tuanya. Selain itu ada 5 hal yang menjadi kunci utama dalam mengatasi krisis rumah tangga untuk menghindari perceraian, yakni:
  1. Masing-masing pasangan harus menganggap satu sama lain sebagai subyek bukan menjadi obyek. Aku ada karena engkau. Engkau eksis karena adanya aku. Aku memperlakukan engkau sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai jiwa dan perasaan.
  2. Tumbuhkan rasa disponibilte (kesiap-sediaan). Aku siap mendampingi engkau dalam kondisi apapun. Untung-malangnya engkau identik dengan untung-malangnya aku.
  3. Ciptakan fidelity (kesetiaan). Aku berani tampil ketika engkau memanggil, begitu juga sebaliknya.
  4. Tanamkan engagement (keterlibatan). Aku dengan engkau bersatu dalam kita. Tak ada yang bisa memisahkan kita meskipun kematian.
  5. Sertakan keyakinan kepada Tuhan (believing). Selain adanya aku dan engkau, ada ENGKAU lain yang senantiasa melihat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar