Oleh karena itu, lebih baik untuk menghindari perceraian selagi perkawinan masih bisa diperbaiki. Satu sama lain harus introsfeksi dan meng-evaluasi diri dengan meletakkan egonya masing-masing. Selanjutnya, cetuskan dalam hati untuk kembali pada titik nol dengan membangun kepercayaan pasangannya. Peringatkan dalam diri masing-masing bahwa di belakang mereka terdapat anak-anak yang membutuhkan pengayoman dan kasih sayang orang tuanya. Selain itu ada 5 hal yang menjadi kunci utama dalam mengatasi krisis rumah tangga untuk menghindari perceraian, yakni:
- Masing-masing pasangan harus menganggap satu sama lain sebagai subyek bukan menjadi obyek. Aku ada karena engkau. Engkau eksis karena adanya aku. Aku memperlakukan engkau sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai jiwa dan perasaan.
- Tumbuhkan rasa disponibilte (kesiap-sediaan). Aku siap mendampingi engkau dalam kondisi apapun. Untung-malangnya engkau identik dengan untung-malangnya aku.
- Ciptakan fidelity (kesetiaan). Aku berani tampil ketika engkau memanggil, begitu juga sebaliknya.
- Tanamkan engagement (keterlibatan). Aku dengan engkau bersatu dalam kita. Tak ada yang bisa memisahkan kita meskipun kematian.
- Sertakan keyakinan kepada Tuhan (believing). Selain adanya aku dan engkau, ada ENGKAU lain yang senantiasa melihat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar